Kamis, 19 April 2012

About Anime

Artikel ini bertujuan untuk menambah pengetahuan minna-san tentang anime. Baik itu yang awam anime, baru jadi otaku, ataupun yang sudah lama jadi otaku ^^


Anime (アニメ) (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalah animasi khas Jepang. Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakana a, ni, me (アニメ) yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan sebagai "Anime-shon". Anime biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang.

Manga
(漫画) (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang komik Jepang.

Action figures BRS

Mangaka (漫画家) (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang menggambar manga.

Otaku adalah sebutan untuk orang yang sangat menggemari sesuatu. Tetapi, berbeda dengan fans pada umumnya, otaku mempunyai arti yang lebih spesifik. Sebenarnya otaku tidak terbatas pada anime dan manga saja. Di Jepang label otaku bisa diberikan bagi orang yang tergila-gila pada artis, game, militia (hal-hal yang berbau militer), kaiju (monster seperti Godzilla, dll), cosplay, imperial (hal-hal yang berhubungan dengan kekaisaran Jepang sejak zaman kuno), dll.

Action figures merupakan mainan plastik, karet, kayu, karton yang dibuat menyerupai sebuah karakter baik itu dari icon, game,  film kartun, komik dan manusia nyata. Action figure ini bisa berupa robot, manusia, hewan, tanaman, monster atau yang lainnya. Action figure ini menjadi salah satu koleksi yang sangat diincar bagi para pecinta game, film kartun dan komik.


Cosplay (Costum Play) atau disebut juga dengan cosu. Suatu acara dimana para fans anime bisa berkreasi dengan kostum yang mereka kenakan. Kostum tersebut bisa mereka curi modelnya dari karakter anime atau manga. Orang yang melakukan cosu disebut cosplayer.

Cosplay Rin Okumura (Ao no Exorcist)
Fan art adalah karya para fans berupa gambar chara anime atau manga favorit mereka.

Chara adalah karakter/tokoh yang ada dalam anime (chara-->character).

Fanfic (Singkatan dari fanfiction) adalah cerita karangan dari fans yang menggunakan tokoh/karakter ataupun modifikasi cerita dari sebuah anime/manga.


Fujoshi yaitu sebutan untuk cewek-cewek yang menggemari anime/manga bergenre shonen ai atau yaoi (Saya tidak termasuk)

Fudanshi yaitu sebutan untuk cowok-cowok yang menggemari anime/manga bergenre shonen ai atau yaoi.

Yaoi (singkatan dari yama-nashi Ochi-nasi Imi-nashi) yang istilah lainnya adalah Boys Love atau shonen ai. Istilah untuk anime/manga berbau homoseksual.

Yuri adalah istilah lainnya Shoujo ai dan merupakan kebalikan dari Yaoi, yaitu istilah untuk anime/manga berbau lesbi.

Uke berasal dari kata kerja ukeru (menerima).Istilah yang digunakan untuk pair di anime/manga bergenre yuri atau yaoi.

Seme berasal dari kata kerja semeru (menyerang).

Seke (seme-uke), si tokoh bisa jadi seme maupun uke.

Hentai adalah konten bermateri seks. Mempunyai arti 'aneh' karena pada umumnya anime/manga berkonten hentai cenderung menyimpang atau bisa dibilang aneh.

Ecchi bisa diartikan berkonten porno, tetapi mempunyai batas-batas tertentu (porno ringan).

Fanservice yaitu adegan yang sengaja dibuat oleh sang mangaka untuk menyenangkan atau merefreshkan pikiran para penggemar dan umumnya fanservice itu berbau ero.

Ero adalah hal-hal yang berbau erotisme.

Seiyuu dalam bahasa Indonesia disebut pengisi suara atau biasa disebut dubber.

Fukidashi adalah balon teks pada manga.

Omake yaitu bonus berupa cerita pendek/kumpulan gambar manga.


Rabu, 18 April 2012

Hambar


Malam ini seperti malam-malam bodohku yang lainnya. Mengurung diri di kamar. Makan di kamar. Belajar di kamar. Tidak berbicara. Bahkan jika memang memungkinkan aku hanya mengangguk dan menggeleng untuk berkata iya atau tidak. Beberapa lagu sempat aku putar. Sebenarnya lagu-lagu itu sudah terlalu sering kudengarkan. Bahkan aku sampai hapal dengan beberapa bagian liriknya.

Hambar. Semuanya belakangan ini memang terasa begitu. Setelah semua yang kulalui beberapa bulan terakhir ini, memang perlahan membawaku pada titik dimana aku tidak terlalu bisa merasakan apa-apa. Bahkan hal itu juga sering kali membuatku berdiri di posisi tidak peduli pada apapun. Aku tidak peduli pada agamaku sendiri. Aku tidak peduli pada diriku sendiri. Aku tidak peduli pada keluargaku. Aku tidak peduli pada sahabat dan teman-temanku. Aku juga tidak peduli pada orang yang kusukai sekalipun. Semua rasanya dimataku jadi gelap. Dan hal itu adalah posisi paling berbahaya dalam hidupku. Saat aku tidak mempedulikan apapun, otomatis aku pun tidak mempedulikan masa depanku. TIDAK! Itu tidak boleh terjadi. Aku harus bangkit.

Tapi bagaimana caranya? Aku limbung.  Entah karena apa. Apa mungkin karena aku pernah dipukul mundur berkali-kali oleh obsesi gilaku sendiri? Entahlah. Yang jelas, yang masih sangat kuingat dalam ingatanku. Aku pernah merasakan hari dimana udara terasa menyesakan. Semakin kuhirup semakin aku merasa sulit bernafas. Aku pernah merasakan bahwa pisau adalah mainan terbaikku. Bisa menusuk apapun yang ku mau. Aku pernah merasakan tidur yang tidak nyenyak selama berbulan-bulan. Bermimpi buruk.
Kadang aku bermimpi kembali ke masa lalu, lalu aku melihat semua kesalahanku. Ingin sekali rasanya aku memperbaiki semua kesalahan itu.

Di lain hari, aku juga bermimpi, bahwa aku sedang berkumpul bersama sahabat-sahabatku, tapi aku merasa ada satu orang yang hilang. Aku tidak tahu itu siapa. Aku terus menghitung dan mengulang dari awal sampai berkali-kali, masih tak kutemukan juga. Paginya aku terus memikirkan mimpi itu. Mungkin sebenarnya aku tahu siapa yang kucari di mimpi itu, dia adalah sosok yang belum lama hilang dan kini memusuhiku. SESAK. Lagi-lagi itu yang aku rasakan.

Atau, ada satu mimpi lagi yang paling aku benci dibandingkan dengan mimpi-mimpiku yang lainnya. Itu adalah sebuah mimpi yang sebenarnya mimpi indah tapi akan berubah saat aku terbangun. Contohnya saja, waktu itu, sekitar seminggu yang lalu, aku bermimpi bahwa kelasku dan kelas samping sedang mengikuti bimbingan pelajaran bersama. Sebenarnya mimpi ini bisa jadi biasa-biasa saja, tapi bukan itu yang terjadi. Di mimpi itu aku terlihat sangat akrab dengan seorang teman lama. Ya, teman lama. Kenapa aku menyebutnya begitu? Itu karena memang, kami mungkin sekarang sudah tidak berteman lagi. Jika ditanya mengapa hubungan pertemanan kami jadi begitu, jawabannya cuman satu. Karena kami putus. Ya, kami memang sempat punya hubungan lebih dari teman, tapi sekarang tidak lagi. Kami putus dengan pertengkaran. Dia, seseorang yang kusebut teman lamaku itu, menyukai orang lain. Seseorang yang lebih sempurna tentunya. Dan nasibku, hahaha, semuanya berubah menjadi lucu.

Agak menjijikan ya membaca curhatan tentang hal semacam ini? Jika iya, sebenarnya itu wajar saja. Apa lagi dengan semua ungkapan tadi aku terlihat sangat masih berharap ya? Benarkah itu? Aku juga tak tahu.

—Kembali ke mimpi tadi—
Ya, di mimpi itu aku terlihat sangat tanpa beban. Bercanda dan mengobrol dengan lepasnya. Bukan hanya itu, banyak sosok di kehidupan nyata yang aku harapkan baik padaku juga baik dimimpiku ini. Benar-benar menyenangkan ada di mimpi itu. Tapi, seperti yang aku bilang tadi. Saat aku terbangun, lain lagi ceritanya. Yang ada cuman rasa menyesal. Kenapa aku harus bangun dari mimpi itu? Kenapa mimpi lebih baik dari hidupku yang sekarang? Kenapa itu hanya mimpi? Lagi-lagi aku juga tidak tahu.

Miris. Ya, kata itu memang cocok digunakan untuk menggambarkan semuanya. Setelah fase dimana hidup sangat menyesakkan itu berlalu, yaa… di sinilah aku sekarang. Di fase baru yang aku sendiri tak tahu apa namanya. Hanya saja hambar memang sedang mendominasi. Walau kadang rasanya masih terasa menyesakkan saat aku teringat atau terpancing untuk mengingat masa lalu, tapi yang kurasakan tidak lebih dari suatu perasaan aneh yang terdiri dari enam huruf itu. H-A-M-B-A-R.

Jika aku disuruh untuk memilih antara posisiku yang penuh rasa sesak dan penyesalan atau posisiku sekarang yang tak lebih dari rasa hambar, maka aku tidak tahu jawabannya. Lagi pula, mereka—kedua posisi itu—sama saja. Sama-sama tidak kusuka.



©Burogu, 19/04/2012.

Dihapus coba (?)

AAAAAAAAAA~
Yaampundihapuscobakenapakenapadihapuskenapacobaemangsayapunyasalahapaayolahitukancumancurhatankakaksatusatunyayangpernahsayabacateruskenapadihapuskakakmaluataukenapapadahalsayaseringisengmengunjungiblogkakakcumanpengenbacabeberapakalimatyangkakaktulisitukenapakenapakenapadihapuskakemangsalahkalausayabacakalauemangmenurutkakaksalahberartikakakjugasalahkalaubacabacabloginicumanpostinganituyangpalingberkesanbuatsayakakentahsayajadisedihataujadisenengtapiyangjelassayaudahbacapostinganituberkalikalidansekarangketikasayamaubacalagiehsayalihatudahdihapusdariblogkakaksayasalahapakakberlebihanemangkalausayamenganggapyangdimaksuddigblogkakakituadalahsayayasayaemangterlalukegeeranmungkinsayanyajugayangdungudantololterlalubanyakberharapdaninilahhasilnyanyesekternyatasayamemengharusselalumenempatkandiripadaposisipesimissetidaknyaitumembuatsayamerasatidakterlalukesakitankakyasudahlahinibukansalahkakakmungkininimemangsalahsayayakarenasayaterlalukegeerankarenasayaterlaludungudantololyainisemuasalahsaya.



©Burogu,18/04/2012.

Senin, 16 April 2012

Oh Yeah, Ini PRESTASI!!

Ohoy... Saya kembali :D
Entah kenapa dengan saya hari ini, rasanya saya seperti tiba-tiba dirasuki oleh energi-energi kebaikan. Tiba-tiba saja, pertama kalinya dalam karir saya di blog (?), saya berniat untuk share materi pelajaran di blog pribadi saya. Ini PRESTASI, OYE!! *tos*
Akhirnya, dan syukurlah saya bisa selangkah menuju tujuan saya yang ingin menjadikan blog ini lebih berguna *nangis terharu*
Oke, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, langsung aja deh. Ini dia, cekidot.





Bahasa Indonesia


PENALARAN
         Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang menggunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Jenis Penalaran

1. Penalaran deduktif
         Merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Contoh :
Semua murid kelas CI-1 adalah anak yang bejat. (Premis mayor)
Yuan adalah murid kelas CI-1. (Premis minor)
Yuan adalah anak yang bejat. (Kesimpulan)

2. Penalaran induktif
          Merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.  Penalaran induktif terdiri dari paragraf generalisasi, analogi, sebab akibat, akibat sebab, dan sebab akibat 1 akibat 2.

a. Generalisasi
          Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh:
          Setelah karangan anak-anak kelas CI-1 diperiksa, ternyata Rahmah, Shakila, Ria, dan Yuan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Markonah yang mendapat nilai 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Dapat dikatakan, anak kelas CI-1 cukup pandai mengarang.

b. Analogi
           Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh:
           Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Maka dari itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

c. Sebab akibat
           Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh:
           Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

d. Akibat sebab
           Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Contoh:
           Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

e. Sebab akibat 1 akibat 2
           Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
           Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.


~***~

Rabu, 11 April 2012

スナップ (Sunappu)

Yohoo… Saya kembali *tiba-tiba datang naik elang macam sinetron siluman*
Hahaha :D
Oke oke, hmm… apa ya? Oh iya, kalau di
posting saya yang sebelumnya kan saya berbagi tentang beberapa gambar hasil editan amatir saya. Dan untuk yang kali ini, masih tidak jauh-jauh dari kata “AMATIR”, saya mau berbagi beberapa hasil jepretan dari sebuah tangan nan tak berbakat ini, hehe.
Seperti biasanya, memang gambar dari seorang amatir tak akan bagus-bagus amat, tapi tak apa lah… kebetulan saya juga memang mengambil foto-foto di bawah ini dengan sarana seadanya. Saya memang aslinya tertarik dengan dunia fotografi. Tapi, sampai saat ini Allah memang belum memberi saya anugerah dan kesempatan untuk memiliki kamera DSLR. Mungkin suatu hari nanti. Ya, mungkin. Amiiin^^
Oke, langsung aja deh, Cekedot.

Sunset

Foto ini saya ambil pas kapan ya? hnn.. aduh saya lupa -_-
Yang jelas foto ini saya ambil saat saya dan keluarga saya sedang dalam perjalanan pulang kampung ke Lamongan, Jawa Timur. Waktu itu kebetulan saat melewati pantai memang sedang sunset, jadi saya dan keluarga saya menyempatkan diri untuk mampir walaupun hanya sekedar untuk foto-foto dan bersantai. Dan taraa... ini adalah salah satu foto yang saya dapatkan.

What Are You Doing, Feby?

Foto ini diambil pada tanggal 24, bulan kemarin di daerah Cicau, Bekasi. Lagi-lagi, foto yang ini juga diambil saat sedang sunset. Tapi guratan oranye di langitnya ga keliatan ya? hahaha, maklumlah... amatir. Oh iya, objek yang ada di foto ini tidak lain dan tidak bukan adalah Feby. Lagi-lagi, Feby menjadi objek foto saya, hehe.

A Moment

Foto ini saya ambil saat di sekolah saya sedang ada acara GEMANSA dan buka bersama. Yup, foto ini memang diambil saat bulan puasa. Lalu, objek di foto ini adalah teman-teman sekelas saya yang waktu itu masih jadi kelas X. CI-1. Yaa... Masih sama dengan dua foto sebelum foto ini, lagi-lagi dan lagi-lagi, sunset...

Pusara

Ada yang tahu nggak bapak-bapak itu siapa? Hmm.. lucunya saya juga nggak tau. hehehe. Waktu saya ngambil foto ini, kebetulan bapak itu memang sudah ada di situ. Dan secara kebetulannya lagi, bapak itu sudah memakai baju berwarna hitam yang semakin mempertegas makna dari judul foto ini. Menurut seorang fotografer yang pernah saya ajak ngobrol, foto ini kurang gelap. Benar juga sih, tapi rasanya saya juga enggan kalau harus mengeditnya dulu. Saya hanya ingin menunjukan hasil murni saya di rubrik スナップ (Sunnapu) ini.

Watching The Grey Sky

Ayoo... tebak siapa objek di foto ini? Yup, betul. lagi-lagi dan untuk kesekian kalinya Feby menjadi objek foto saya, hoho. Oh, iya foto ini diambil di lokasi yang sama dengan foto yang berjudul "Pusara" dan foto ini juga diambil di hari yang sama dengan foto yang di Cicau.

Sangkaran

Foto ini saya diambil waktu saya sedang berjalan-jalan bersama ayah saya ke daerah Kerawang. Waktu itu saya iseng aja memfoto burung-burung yang sedang disangkar oleh penjualnya. Sebenarnya saya kasihan juga sama burung-burung itu. Mereka harus diwarnai sampai sebegitu rupa agar kelihatan lebih menarik untuk segelintir pembeli. Padahal saya yakin, warna-warna itu bukanlah warna mereka yang asli. Mereka dipaksa untuk mengubah jati diri mereka, hanya supaya mereka lebih diterima. Miris bukan?

Capung

Foto ini saya ambil saat saya sedang di sawah dengan ayah saya. Tentu kami bukan sedang bertani, karena memang ayah saya bukan petani. Kebetulan waktu itu kami memang hanya sedang iseng aja jalan-jalan ke sawah dan ternyata nggak sia-sia juga kan? Hahaha...

Still Staring at Your Back

Foto ini diambil di pekarang rumah Feby saat pagi hari yang berkabut. Kok bisa? Jadi waktu itu ceritanya gini, saya itu habis menginap di rumah Feby karena harus menyelesaikan proyek pembuatan film pendek dalam satu malam. Saya nggak tega dong kalau harus nyerahin proyek itu gitu aja, ya udah deh akhirnya saya nginep. Eh, waktu besok paginya, waktu kita mau berangkat sekolah kita kaget, soalnya Cikarang kan bukan daerah pegunungan. Kok tumben-tumbennya berkabut. Akhirnya daripada menyia-nyikan momen gitu aja, ya saya coba ambil beberapa foto. Dan kebetulan dapat objek dua ekor ayam yang keliatan lagi galau itu. Hahaha :D
Saya juga ga tau sih itu ayam siapa, tapi yang jelas terimakasih kepada kedua ayam itu yang sudah mau berpose untuk saya.
Oh, iya. Selain itu, foto ini juga pernah saya ikut sertakan dalam lomba fotografi di sekolah saya. Sampai sekarang, saya juga masih nggak tahu sih siapa pemenang lombanya.



Oke, terimakasih yang sebesar-besarnya dari saya, Si manusia amatir. Terimakasih karena anda semua telah mau menyempatkan diri untuk mampir dan membaca blog ini. Buat kalian-kalian yang mungkin punya saran, pendapat atau kritikan, ayooo! salurkan saja... Saya memang sedang membutuhkannya. Atau mungkin, ada yang mau ngasih pujian juga gitu ke saya? #HALAH!
Yaaa... pokoknya saya tunggu komentarnya. Baiklah saya dan segenap tim yang bertugas mohon diri, sampai jumpa dan salam manusia amatir. #apa deh?-_-#



©Burogu, 11/04/2012.

Sabtu, 07 April 2012

HIDUP MANUSIA AMATIR!!

Hmm… sebenarnya saya bingung sih mau nge-post apa di blog ini -_-
Sudah hampir seminggu lebih modem saya tidak bernyawa , dan kini aaaah rasanya bahagia :D modem saya kembali bernyawa. Padahal seminggu kemarin saya sedang banyak inspirasi, dan sekarang entah inspirasi-inspirasi itu malah pergi kemana.

Sekarang, satu-satunya ide yang ada di otak saya cuman satu. Saya mau membagi beberapa foto hasil editan saya. Fotonya tidak bagus sih, apa lagi mengingat saya ini masih amatir. Belum lagi, saya hanya mengedit foto-foto di bawah ini dengan program Picasa dan Microsoft Office PowerPoint 2007. Maklum, saya memang tidak mahir mengedit foto di Adobe Photoshop seperti teman-teman saya yang lain. Yaa saya memang payah. Ckckckck -_-
Tapii… tak apalah. HIDUP MANUSIA AMATIR!!


Ini adalah foto teman saya yang bernama Feby. Foto ini diambil saat sedang naik perahu saat mengelilingi Situ Patenggang dengan cuaca yang hujan dan agak berkabut.


Naah ini hasil setelah saya edit. Di foto ini Feby jadi lebih terkesan galau ya? Hahaha. Tapi memang sengaja saya buat begini agar lebih terkesan hitam, putih dan abu-abunya.


Kalau yang ini foto saya sendiri. Waktu itu foto ini diambil saat saya sedang duduk-duduk di batu yang ada di pinggir Situ Patenggang yang kebetulan tepat ada di samping villa yang saya tempati. Sebenarnya saat itu sedang sunset, tapi cahaya oranye tidak terlalu tertangkap lantaran foto ini hanya diambil lewat kamera Hp.



Fotonya sengaja saya buat agar lebih terkesan berkabut, dan saya juga sengaja membiarkan sayanya hanya sekedar menjadi siluet. Lalu fotonya saya crop sedikit, dan saya tambahkan beberapa tulisan. Yaitu tulisan gray, black, orange dan di bagian sebelah kanan foto saya tambahkan puisi buatan saya. Walaupun foto ini mungkin tidak terlalu bagus, tapi saya suka dengan foto ini.


Ini adalah foto teman saya yang bernama Steve. Foto ini diambil oleh Irgi saat Steve sedang tertidur di bis waktu perjalanan kelas CI-1 dan CI-2 menuju ke Bandung. Di situ Steve terkesan sedang mengemut jempolnya sih, tapi sampai sekarang Steve masih belum mau mengakui tentang hal itu dan mengelak dengan alasan bahwa waktu itu ia hanya sedang menutupi mulutnya. Yang saya suka dari foto ini adalah karena Steve sedang tidur sambil memeluk gitarnya.


Apakah ada perbedaan yang mencolok? Yup, betul. di foto ini muka Steve memang terlihat mulus. Itu semua berkat fitur retouch di Picasa. Di sisi kanan dan di sisi kiri sengaja saya tambahkan lirik lagu Kulakukan Semua Untukmu dari RAN, karena lagu itu pernah dinyanyikan ia saat di bis dan jujur saya sangat suka saat ia menyanyiikan lagu itu.


Foto ini adalah foto saya dan feby yang sedang duduk di depan mushola di pinggir Situ Patenggang. Waktu itu kami berdua sedang galau, atau lebih tepatnya saya doang sih, hahaha. Entah gara-gara apa ya waktu itu, saya lupa -_- Tapi yang jelas waktu itu saya sedang galau gara-gara Nii~


Lagi-lagi dan untuk kesekian kalinya saya menonjolkan kesan warna hitam, putih dan abu-abu. Yaa.. saya memang sangat suka dengan perpaduan ketiga warna itu. Lalu, seperti biasanya saya menyelipkan beberapa tulisan. Untuk foto editan saya yang kali ini saya selipkan lirik lagu Why yang dinyanyikan oleh Avril Lavigne. Kebetulan, lagu itu juga memang merupakan lagu kesukaan saya.


Entah karena kesambet atau apa, saya tumbenan banget tiba-tiba pengen ngedit foto artis ganteng ini, hahaha. Koike Teppei XD


Tidak banyak yang berubah sih... Saya hanya menambahkah sedikit tambahan agar terkesan berbingkai dan menambahkan nama Koike Teppei di bagian bawah foto itu saja. Tapi saya tetap suka foto ini, hahaha.


Oke, kalau yang ini adalah foto teman saya dari CI-2. Jika dilihat dari kanan ke kiri mereka adalah Irgi, Rifki dan Rafhi. Walaupun saya dan ketiga orang ini sebenarnya juga tidak terlalu akrab, tapi entah karena alasan yang tidak jelas saya tiba-tiba ingin mengedit foto ini.
Foto ini diambil saat mereka baru sampai di kawah putih. Bukan di kawah putihnya juga sih, lebih tepatnya di depan gerbang menuju ke kawah putih.


Hasil editannya tidak terlalu bagus ya? Hmm.. saya memang payah -_-
Padahal maksud saya adalah untuk memberikan kesan bingkai tiga warna. Jadi di bagian Rafhi warna biru muda, bagian Rifki warna coklat dan di bagian Irgi warna abu-abu. tapi malah begitu jadinya. Karena tadinya bagian bawahnya terlalu kosong, jadi yaa.. saya tambahkan saja tulisan itu.


Ini adalah foto Irgi. Ia adalah teman saya dari kelas CI-2. Foto ini diambil saat kami sedang dalam perjalanan menuju tempat pembudidayaan jamur untuk bahan observasi tugas biologi. Sebenarnya foto ini sudah sangat lama, kalau tidak salah diambil pada bulan November dan saya juga mengedit foto ini sudah sangat lama. Jadi bisa dibilang foto ini lah yang menjadi foto yang saya edit paling amatir, hahaha.


Foto ini sengaja saya crop dan lagi-lagi saya tekankan komposisi warna hitam, putih dan abu-abunya. Lalu saya sedikit beri efek semacam batang-batang cahaya. Dan yang terakhir saya beri gambar Seta Souji di pojok kanan bawah beserta tulisan kanji nama Seta Souji. Kenapa saya menyisipkan gambar itu? Itu semua karena saya tahu kalau Irgi suka tokoh Seta Souji dari Persona 4. Jadi ya beginilah jadinya.. Sangat sederhana dan tidak terlalu banyak yang dirubah. Oh iya, foto ini sendiri pernah digunakan Irgi sebagai foto profilnya di facebook, tapi sekarang sudah diganti tentunya.
Yaa.. lagi-lagi inilah hasil keamatiran saya. Pokoknya HIDUP MANUSIA AMATIR!!



©Burogu, 07/04/2011

Rabu, 04 April 2012

Sebuah sistem kah ini?

Malam itu, seorang anak kecil bermata legam menatap ibunya lalu bertanya.
“Bu, ayah udah nelpon belum?”
Ibunya hanya menggelang pelan.
Anak itu lalu cemberut sembaring mengucek matanya yang mulai mengantuk. Baru pukul 9 malam memang, tapi itu sudah cukup malam untuk bocah kelas 2 seperti dia.
Ia lalu berbaring sambil menatap langit-langit yang putih dan agak sedikit kotor. Kemudian ia mulai berkhayal. Entah khayalan apa yang ada di otaknya, tapi tampaknya khayalan itu terlalu asik dan membuatnya mulai tertidur.

Keesokan harinya, bocah itu kembali bertanya kepada ibunya
“Bu, kemaren ayah jadi nelpon nggak?”
“Jadi, tapi kamu-nya udah tidur”
“Terus kenapa nggak dibangunin aja?”
“Ibu, nggak tega dek”
“Emang ayah nelponnya jam berapa?”
“Jam setengah sepuluh”

Entah karena alasan yang tidak jelas, ada perasaan menyesakkan dan menyesal. Anak itu mulai menangis karena marah pada dirinya sendiri. Miris. Ya, memang begitu. Padahal hanya berbeda setengah jam dari waktu saat anak itu tertidur ya? Padahal anak itu hanya ingin mendengar suara ayahnya. Setidaknya hanya itu, tidak lebih.


Ya.. ingatan tetang hal itu masih melekat erat di memori saya. Tepatnya karena memang saya adalah Si anak kecil bermata legam itu.

Entah kenapa, tampaknya saya memang sudah sering marah pada diri saya sendiri sejak saya kecil ya? Apakah itu memang sifat saya? Atau itu adalah kebiasaan buruk saya? Entahlah…

Setidaknya, satu hal yang sampai sekarang masih saya pegang sebagai pedoman adalah, jika memang kita bisa menyalahkan diri sendiri untuk tidak menyalahkan orang lain, kenapa tidak? Setidaknya dengan begitu orang lain tidak harus jengkel karena kita salahkan bukan? Kita bisa menikmati kesalahan kita sendirian. Lalu jika memang belum atau tidak bisa dimaafkan, maka kumpulkanlah dan pendam saja. Jika suatu hari nanti kau butuh pemicu untuk menyesal, maka kau punya pemicunya. Ya, itu tentu saja karena kau telah memendam dan menyimpan amunisi kesalahan dari masa lampau yang bisa meledakanmu secara sempurna. Membuatmu ingin menghilang secara sempurna. Tapi ini tidak saya sarankan kepada kalian yang sangat pemaaf kepada diri anda sendiri. Sungguh, betapa beruntung orang yang sangat pemaaf. Terutama kepada diri sendiri.

Sebuah sistem kerja yang gila memang. Tapi saya sudah hidup dengan sistem kerja seperti ini sampai sekarang. Bahkan mungkin sampai saya ada di masa depan nanti. Tapi saya tak tahu juga, itu semua tergantung apakah saya bisa memaafkan diri saya sendiri suatau hari nanti, atau mungkin saya tetap memilih menjadi pendendam bagi diri sendiri. Setidaknya saya tidak mendemdam atas semua kesalahan kalian kan? Jadi kalian semua tidak perlu kahwatir. Saya tidak akan sampai hati untuk marah kepada kalian melebihi marah saya terhadap diri saya sendiri. Ya… begitulah sistem kerjanya. Miris? Ya, terkadang…


©Burogu, 03/04/2011

Senin, 02 April 2012

Samar

Gemintang redup di gelapnya
samar dan semakin samar
Yang terlihat hanyalah sebuah benda bulat berwarna putih yang tak jelas juga rupanya
Bulankah itu? Atau bola impiankah itu?
Bocah itu tak tahu…

Sebuah pantulan punggung menggurat pucat di sana
Punggung? Punggung siapakah itu?
Apakah itu punggung senja?
Benarkah itu?
Lagi-lagi, ia tidak tahu…

Ia terus mendongak
Barang kali ada satu yang menghampiri
Walaupun ia tahu
Sangat tahu
Bahwa apapun alasannya, benda langit tak akan turun

Tumpah,
Semuanya tumpah
Marahnya, tangisnya, jeritnya, pintanya
Tidak-tidak, aku berbohong
ia hanya terdiam
Ya, seperti biasanya
Hanya batinnya yang begitu
Lalu,
Tak ada pemandangan lain lagi
Yang ada hanyalah bocah kecil
Di ayunan sendirian
Entah menatap senja yang hilang menjadi malam
Atau menunggu di jemput kakaknya yang semu
Entahlah…
Semuanya samar bukan ?


©Burogu, 02/04/2011