Senin, 16 April 2012

Oh Yeah, Ini PRESTASI!!

Ohoy... Saya kembali :D
Entah kenapa dengan saya hari ini, rasanya saya seperti tiba-tiba dirasuki oleh energi-energi kebaikan. Tiba-tiba saja, pertama kalinya dalam karir saya di blog (?), saya berniat untuk share materi pelajaran di blog pribadi saya. Ini PRESTASI, OYE!! *tos*
Akhirnya, dan syukurlah saya bisa selangkah menuju tujuan saya yang ingin menjadikan blog ini lebih berguna *nangis terharu*
Oke, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, langsung aja deh. Ini dia, cekidot.





Bahasa Indonesia


PENALARAN
         Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang menggunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan dikemukakannya kepada orang lain.

Jenis Penalaran

1. Penalaran deduktif
         Merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

Contoh :
Semua murid kelas CI-1 adalah anak yang bejat. (Premis mayor)
Yuan adalah murid kelas CI-1. (Premis minor)
Yuan adalah anak yang bejat. (Kesimpulan)

2. Penalaran induktif
          Merupakan proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.  Penalaran induktif terdiri dari paragraf generalisasi, analogi, sebab akibat, akibat sebab, dan sebab akibat 1 akibat 2.

a. Generalisasi
          Penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.

Contoh:
          Setelah karangan anak-anak kelas CI-1 diperiksa, ternyata Rahmah, Shakila, Ria, dan Yuan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lain mendapat 7. Hanya Markonah yang mendapat nilai 6, dan tidak seorang pun mendapat nilai kurang. Dapat dikatakan, anak kelas CI-1 cukup pandai mengarang.

b. Analogi
           Penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Berdasarkan persamaan kedua hal tersebut, Anda dapat menarik kesimpulan.

Contoh:
           Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Maka dari itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

c. Sebab akibat
           Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Contoh:
           Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

d. Akibat sebab
           Paragraf yang dimulai dengan fakta khusus yang menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

Contoh:
           Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap musim tidak memuaskan. Banyak tanaman yang mati sebelum berbuah karena diserang hama. Banyak pula tanaman yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Bukan itu saja, pengairan pun tidak berjalan dengan lancar dan penataan letak tanaman tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu merupakan akibat dari kurangnya pengetahuan para petani dalam pengolahan pertanian.

e. Sebab akibat 1 akibat 2
           Dalam paragraf hubungan sebab akibat 1 akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
           Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin lama semakin menipis sehingga masyarakat kesulitan mendapatkan beras. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor beras dari negara tetangga dengan harapan masyarakat dapat terpenuhi kebutuhan pangannya selama menunggu hasil panen berikutnya.


~***~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar