Jumat, 30 Maret 2012

Kenapa, Oranye ?

Oranye
Estetika itu menggurat di megahku yang sedikit abu-abu
Terpaku, ya aku memang selalu begitu dalam memandangnya
Terdiam
Berharap seolah waktu akan berjalan seperti merajai

Dan kenapa?
Lagi-lagi sebuah kalimat tak terdefinisi memaksa keluar
Membuat setegah dari otakku harus memutar film yang telah usang
Menontonnya lagi dalam proyeksi waktu

Biarkan saja dan kulanjutkan saja jalannya kendaraan ini
Masih, walaupun harus dengan setengah gila
Ya, kita memang gila bukan?
Karena terobsesi pada apa yang jemu dan semakin semu
Apa ? apakah itu punggungmu?
Entahlah, kami tidak dapat menjawab

Dan kenapa harus saya?
Lagi-lagi kalimat tanpa definisi pasti
Terambang bersama mendung dan hujan
Mengalir bersama awan dan angin
Entah menuju hilir atau muara
Dan terkadang membentuk pusaran dan terkadang tersesat

Deras
Ya, entah hujan atau waktu yang begitu merenggutmu
Menyitamu dari 2 butir bulatan gelap yang ada di tengkorakku

Pernahkah? Ingatkah?
Jika anda tidak, tapi langit iya
jika langit iya maka aku pun juga
Walaupun yakin sudah berbeda
Setidaknya jawablah dengan definisi pastimu
Agar waktu tidak mencekikku
Tidak lagi.


©Burogu, 30/03/2011

Drama TPOTO





Waah.. Tidak terasa, ternyata sudah 5 bulan lebih berlalu sejak hari itu ya ?
Hahaha :D


Sebenarnya, garing sekali sih karena saya baru membuat posting tentang drama “The Phantom of The Opera” yang saya mainkan dan sebenarnya sudah lama berlalu ini. Tapi, saya jadi terdorong membuat posting ini lantaran habis mendengarkan lagu All I Ask of You yang merupakan lagu yang dinyanyikan oleh Cliff Richard & Sarah Brightman, yang berperan sebagai Raoul dan Christine dalam drama The Phantom of The Opera yang tentu drama yang sesungguhnya dan jelas bukan merupakan drama abal bin amatir yang saya dan teman-teman saya perankan.

Saya masih ingat betul tempat-tempat mana saja yang waktu itu sempat saya atau lebih tepatnya kami pakai untuk latihan. Di kelas CI-1, di koridor CI-1, di kelas CI-2, di depan gudang penyimpanan alat-alat olah raga, di kelas yang ada di dekat WC laki-laki dan saya sendiri pun tak tahu itu kelas berapa, di rumah saya dan yang terakhir di sebuah ruangan yang entah apa namanya, yang jelas ruangan itu ada di samping tangga menuju kelas BI, XII.IPA CI dll. Dan di tempat-tempat itulah kami berlatih drama. Tapi bukan hanya berlatih, banyak kejadian yang sampai sekarang pun masih saya ingat. Mulai dari kejadian lucu, marah-marah, ngomel-ngomel, bahkan ada pemainnya yang sampai cinlok. Hahaha, pokoknya seru deh.

Jadi waktu itu awal ceritanya begini, kelas CI-1 diberi tugas oleh guru bahasa Inggris untuk menampilkan sebuah drama. Pertama kali mendengar tugas itu, saya dan Yuan yang merupakan teman sebangku saya saat itu sudah tersenyum-senyum sendiri. Maklum, kami memang suka dengan tugas-tugas macam beginian. Jadi kami tidak banyak membuang waktu lagi dan langsung saja berdiskusi tentang drama apa yang akan kami tampilkan. Sebenarnya, dulu saya sama sekali tidak tahu The Phantom of The Opera itu apaan dan memang saat itu saya tidak tertarik. Tapi sekarang beda lagi ceritanya.

Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya Saya, Yuan, dan Feby (teman saya juga) setuju untuk mementaskan drama itu yang tentu di ubah versi kami sendiri. Lalu mulailah kami membagi peran-peran pemain. Awalnya pembagian pemainnya adalah seperti ini :

Christine : Feby
Raoul : Yuan
Phantom : Saya


Tapi setelah dikonfirmasi lagi oleh guru bahasa Inggris kami, ternyata peran laki-laki harus dimainkan oleh laki-laki. Saya sempat tidak terima saat itu, soalnya saya sudah berlatih menjadi Phantom dan bahkan sudah hampir hapal dialognya. Tapi yaa… mau diapakan lagi kan ? Akhirnya guru kami itu mengintruksikan kami untuk bekerja sama dengan CI-2 yang isinya laki-laki semua.

Walaupun sempat kebingungan, tapi akhirnya kelompok saya tidak mau banyak kehilangan waktu dan mulai bergerak mencari pemain. Kami taruh selembar kertas yang merupakan kertas absen kelas CI-2 di atas meja. Rasanya dari ke-20 anak di CI-2 hampir setengahnya masih asing untuk saya. Ya… waktu itu CI-1 dan CI-2 memang masih belum saling mengenal, padahal kelas kami bersampingan. Saya menconteng beberapa nama yang sekiranya cocok menjadi pemain di drama kami. Saya lupa siapa saja yang waktu itu menjadi calon pemain yang jelas kami mencocokan dari segi tinggi, perkiraan kemampuan, dan perkiraan kemampuan bekerja sama. Dan alhasil beginilah susunan pemainnya :

Christine : Feby
Raoul : Arief
Phantom : Yusuf
Charlotta : Saya
Phillipe : Adhera
Reyer : Hazim
Meguairre : Marshella
Madame Giry : Nurina
Mr. Joseph : PH
Mrs. Joseph : Shakilla
Narator : Yuan

Sebenarnya saya cukup salut dengan kelompok saya sendiri. Pertama, kelompok saya merupakan kelompok yang paling sering dan paling rajin latihan. Kedua, drama kami adalah drama yang paling panjang diantara drama kelompok lain. Ketiga, kami rela berkostum paling aneh diantara kelompok lainnya dan yang terakhir, kami merupakan satu-satunya kelompok yang menampilkan sedikit gerakan dansa. Kebetulan waktu itu di drama kami memang terdapat kutipan adegan saat masquerade party.

Saya tidak ingat pasti sih berapa lama kami menghabiskan waktu untuk latihan, tapi yang jelas hampir setiap hari dalam seminggu, kelompok saya berlatih dan merelakan diri untuk pulang sangat sore. Tapi justru karena latihan itulah kami bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Kelompok kami dinobatkan menjadi kelompok terbaik, dan bukan hanya itu. Aktor dan aktris terbaiknya juga berasal dari kelompok kami, yaitu Yusuf dan Feby. Sebenarnya agak nyesek juga sih waktu tau Yusuf jadi aktor terbaik, lantaran sebenarnya menurut Feby peran Phantom lebih bagus saat dimainkan oleh saya. Tapi lagi-lagi ya mau bagaimana lagi. Toh saya diciptakan menjadi perempuan yang harus memainkan peran perempuan juga di drama ini. Tapi tetap ada rasa kebanggaan tersendiri, karena yang melatih Yusuf sampai bisa menjadi macam itu adalah saya, hahaha :D Tapi tentu saja itu tidak lepas dari kemampuan Yusuf sendiri dalam memainkan perannya, saya hanya membantu ia menunjukan kemampuannya itu.

Saat kami pentas, banyak sekali terdapat kekacauan. Mulai dari properti yang hilanglah, lupa dialoglah, kesalahan pemainlah, bahkan sampai keterbatasan waktu yang memaksa kami memotong drama kami dan langsung melanjutkan di bagian akhir. Padahal waktu itu belum klimaksnya -_- aaaaaaaaaaa~

Ya… yang berlalu biarlah berlalu. Saya bersyukur pernah mengenal dan satu kelompok dengan teman-teman sekelompok saya ini. tanpa tugas drama ini, mungkin saya tidak akan dapat mengenal mereka dengan baik, terutama untuk Hazim, Adhera dan Yusuf. Gara-gara drama ini setidaknya saya cukup tahu mereka seperti apa. Oh iya, selain itu gara-gara drama ini juga saya jadi mengenal Kakak. Saya masih ingat dengan jelas kapan saya pertama kali saling berbicara dengan Kakak, dan pertama kali tahu nama Kakak. Ya… pokoknya drama waktu itu sangat meninggalkan kesan deh. Nah, berikut ini beberapa foto saat-saat latihan drama kelompok saya...

Ini saat latihan di kelas yang deket WC laki-laki yang saya juga tak tahu apa nama kelasnya.
Dari kanan atas (Feby, saya, Arief), dari kanan bawah (Hazim, PH)


Di kanan, Feby (pemeran Christine), di kiri, Yuan (pembuat naskah dan narator)


Dari kanan, Yusuf (pemeran Phantom) dan saya (pemeran Charlotta)

©Burogu, 30/03/2011


Jumat, 23 Maret 2012

星 (Hoshi)

                Saya masih ingat kejadian itu. Tepatnya dini hari, saat langit benar-benar masih gelap seperti malam. Masih pekat. Dingin menusuk-nusuk sampai nafasku jadi putih. Mataku masih berkunang-kunang karena baru bangun tidur. Aku melangkahkan kaki ku menuruni tangga-tangga yang dingin kesepian, memalalui sebuah lampu taman yang sedikit redup dan berdiri kedinginan. Aku masih terdiam, terus berjalan dengan pikiran yang beku karena dingin. Berjalan diantara jalan yang menurun dan berbatu. Kulihat teman-temanku sedang duduk sambil menggosok-gosok badannya karena kedinginan. Tapi mereka tetap tersenyum. Entah apa yang membuat mereka seperti itu. Awalnya aku bahkan tidak sadar sedikitpun, tapi saat aku mendongak aku baru sadar. Bintang… Yaa, Bintang yang sangat banyak dan berhamburan di langit. Seperti taburan gula yang tumpah di atas kain hitam yang megah. Berkelap-kelip. Bercahaya. Dan entah karena alasan yang tidak jelas aku merasa bahagia. Sejenak kubiarkan wajahku ditimpa angin. Kuhirup udara sebanyak yang kubisa. Memejamkan mata sejenak. Lalu membuka mata lagi. Rasanya saat itu aku ingin terus mendengak dan terus akan seperti itu. Beberapa teman lain memperhatikan tingkahku, lalu mereka juga mulai mendongak. Ya, kami kagum pada sebuah pemandangan ajaib yang jarang kami dapatkan sebelumnya. Langit begitu bersih dan bintang begitu cerah.
                Kubiarkan senyuman mengembang di pipi ku ini, ya walaupun samar karena kegelapan. Lalu dari pada aku diam dan menikmati pemandangan ini sendirian akhirnya aku memanggil teman-teman yang lain. Beberapa dari orang yang aku panggil ikut ke tempat aku berada dan lalu kami mendongak bersama-sama. Takjub bersama-sama. Walaupun saya tahu mata saya buruk dalam melihat di kegelapan, tapi saya yakin penglihatan saya yang kali ini tidak salah. Bukan hanya bintang yang menarik perhatian mata gelap saya, tapi ada sosok lain. Ia, seseorang dengan jaket putih juga sedang ikut mendongak. Saya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, ya, dan memang tidak akan bisa jelas jika aku melihat dengan mataku yang cacat. Tapi saya yakin, itu adalah Kakak. Ya, kami menikmati Bintang bersama.
                Hampir sebulan sejak kejadian berkesan itu telah berlalu, dan di sinilah aku sekarang. Duduk di depan laptop sambil memasang Headphone. Membuka Youtube, lalu menemukan sebuah video yang hmm.. bisa dibilang mengingatkan saya. Saya putar video itu berulang-ulang. Saya cari lirik lagunya, dan saya cari makna tersirat dari lagu ini, dan saya lagi-lagi tertegun. Lagu ini memang benar-benar mengingatkan saya pada kejadian itu. Kejadian paling menyenangkan. Suatu ingatan saya bersama sosok bintang.


六等星の夜
Rokutousei no Yoru
Night of Sixth Magnitude Stars



Lyrics: aimerrythm
Music/Arrangement: Tobinai Masahiro
Vocal: Aimer


kizutsuita toki ha sotto tsutsumi konde kuretara ureshii
koron de tate nai toki ha sukoshi no yuuki wo kudasai
When I'm wounded, it would make me really happy if you could gently embrace me. 
When I stumble and can't stand up, please give me some of your courage.

omoi ha zutto todokanai mama kyou mo tsumetai machi de hitori
koko ga doko kamo omoi dase nai
My thoughts still can't reach you; I'm still wandering alone in this cold street. 
I can't even remember where this place is.

owaranai yoru ni negai ha hitotsu " hoshi no nai sora ni kagayaku hikari wo "
modorenai basho ni suteta mono de sae umare kawatte ashita wo kitto terasu
hoshikuzu no naka de anata ni deae ta itsuka no kimochi no mama aetara yokatta
modoranai kako ni naita koto de sae umare kawatte ashita wo kitto terashite kureru
In this endless night, I have only one wish: "Let there be shining light in the starless sky." 
Even the things I threw away into places of no return will eventually radiate and illuminate
tomorrow. 
I was able to meet you in the stardust. It would have been great if my feelings had stayed

unchanged. 
I wept to my unreturning past, but my tears will eventually radiate and illuminate my tomorrow

for me.

nemurenai toki ha sotto te wo tsunaide kuretara ureshii
yoake ha kuru yoto sasayaite ite uso demo iikara
When I'm unable to sleep, it would make me really happy if you could gently grip my hand. 
Please quietly assure me that morning will come, even if it's a lie.

negai ha zutto kanawanai mama konya seiza wo tsuresatte
kiete shimatta mou, modorenai ...
My wish is still unfulfilled. Tonight, I have taken the constellation with me 
and disappeared completely. It's already impossible for me to go back...

owaranai yoru ni negai ha hitotsu " hoshi no nai sora ni kagayaku hikari wo "
ima ha toosugite hakanai hoshi demo umare kawatte yozora wo kitto terasu
hoshikuzu no naka de deae ta kiseki ga hitogomi no naka ni mata mienakunaru
modoranai kako ni naita yoru tachini tsugeru sayonara ashita ha kitto kagayakeru youni

In this endless night, I have only one wish: "Let there be shining light in the starless sky." 
Even a star too distant to be visualized clearly will eventually radiate and illuminate tomorrow. 
Our miraculous encounter in the stardust will be blurred out by the crowds of people again. 
I bid goodbye to my unreturning past and the nights of weeping, so that tomorrow I'll be able

to shine.

konna chiisana seiza nanoni koko ni ita koto kitsuite kurete arigatou
I thank you, for having found me even though I am such a small constellation.

owaranai yoru ni negai ha hitotsu " hoshi no nai sora ni kagayaku hikari wo "
modorenai basho ni suteta mono de sae umare kawatte ashita wo kitto terasu
hoshikuzu no naka de anata ni deae ta itsuka no kimochi no mama aetara yokatta
modoranai kako ni naita koto de sae umare kawatte ashita wo kitto terashite kureru
In this endless night, I have only one wish: "Let there be shining light in the starless sky." 
Even the things I threw away into places of no return will eventually radiate and illuminate
tomorrow. 
I was able to meet you in the stardust. It would have been great if my feelings had stayed

unchanged. 
I wept to my unreturning past, but my tears will eventually radiate and illuminate my tomorrow

for me.


Note: Stars visible from Earth can be categorized based on the level of their brightness. This categorization is called "apparent magnitude" (m). Sixth magnitude stars are the dimmest stars still observable by naked eyes.

Rabu, 07 Maret 2012

FURONTARU!!

Siang itu aku sengaja berlari ke kelasmu dan yang kulihat hanyalah bangku-bangku yang kosong, lalu aku kembali berlari dan melihatmu sedang berusaha memalingkan wajahmu padaku. Berusaha berlari dariku. Kau menutupi sesuatu. Katakanlah Sahab ! katakanlah..

        aku khawatir sekali waktu itu, aku takut sesuatu yang berat menimpamu dan kau tidak mau memberitahukannya padaku. Ternyata aku salah. Akulah yang ditimpa. Kau ucapkan dengan nadamu yang setengah menyesal bahwa kau tidak bisa melanjutkan hubunganmu denganku. Aku terdiam sesaat. Lalu rasa sesak mulai menjalar ke dadaku kemudian kekuatan di kakiku berangsur-angsur melunglai. Kutahan itu. Aku mengangguk menyetujui kemauanmu. Sebelum kau pergi aku tersenyum pahit untuk sesaat lalu kau meninggalkanku di tempat itu tanpa mengantarku pulang ke tempat awalku.

Betapa menyedihkan aku saat itu, aku menangis bersama suara gemuruh hujan di atas atap. Berusaha untuk sesaat mengambil nafas lagi tapi terlalu sesak. Aku terlalu merasa menjadi perempuan sehingga aku harus menangis untuk laki-laki. Aku marah saat itu. Marah sekali. Tapi aku tidak tahu karena apa. Sebelum aku tidur di malam itu aku terus menangis dan merutuki diriku sendiri sampai akhirnya mataku lelah lalu aku tertidur. Keesokan harinya aku terbangun lebih cepat, dan saat aku terbangun aku teringat tentang kejadian itu. Aku berusaha mengingat apakah hal kemarin merupakan mimpi buruk atau kenyataan yang sebenarnya jauh lebih buruk, dan Tuhan memang telah memberi jalan bahwa hal itu bukan kebohongan. Ada rasa sesak yang tak pernah kurasakan sebelumnya di saat bangun tidur. Aku sangat berharap waktu itu hanya mimpi buruk, ataupun  jika memang hal itu kenyataan aku ingin terus tertidur. Karena saat itulah aku merasa dapat beristirahat, karena hanya di saat itulah aku dapat melihat kegelapan tanpa bayangan punggungmu yang semakin menjauh.

Hujan semalam seperti telah membawakan kabar buruk, dan lewat Sahab lah kabar tersebut datang. Berbulan-bulan aku masih terdiam di sudut ruangan gelap dimana kau meninggalkanku. Menangis di sana seperti anak kecil. Beberapa waktu setelah itu tesebar kabar berita bagus. TAPI TIDAK UNTUKKU. Sahab telah menjalin hubungan dengan kaoru. BAGUS. ITU SANGAT BAGUS. Dan aku kembali menangis lagi di tempat yang sama tanpa seorang pun menemani. Akhirnya aku lelah, yang bisa kuraih hanyalah sebilah pisau berkarat yang kusayat-sayat dengan tanganku sendiri ke tubuhku. SAKIT. BERDARAH, LALU LUKA ITU MEMBUSUK.

Perlahan kuputar sekilas kenanganmu di benakku, aku tersenyum lalu menangis lagi. Kuingat sejenak wajahmu yang murung, aku bersedih lalu aku menangis lagi. Ku ingat sedikit kata-katamu, hatiku bergetar lalu menangis lagi. Tidak ada yang merangkulku. Tidak ada memelukku. Aku hanya berusaha tersenyum ketika teman-teman mimpiku menanyakan keadaanku. Lalu setelah mereka bertanya aku akan menangis lagi. Kalian tahu ? pisau berkarat itu masih menancap di sini. Aku tidak mungkin tidak apa-apa.

Suatu waktu aku merasa sangat lelah. Aku pergi menjauhi mereka (Tj) untuk mencari tempat sepi. Lalu aku menangis di sana. Aku malu jika aku harus menangis di depan mereka. Aku malu mengakui bahwa aku lemah. Aku takut aku marah pada kalian hanya karena kalian tidak dapat mengerti situasi dan selalu harus bertanya. Karena pertanyaan kalian lah yang membuatku menangis ?

Terkadang aku juga merasa sangat marah. Aku menodongkan pisauku kepada siapa saja. Aku berusaha menyerang ke segala arah di dalam kegelapan, dan berharap bisa menusuk Sahab atau Kaoru. Tapi kalian(Tj) lah yang ternyata berdiri di dekatku, sehingga aku menyakiti kalian.

Akhirnya kusimpan pisau itu untukku diriku sendiri sekarang. Biar saja kutusukkan pisau itu ke ubun kepalaku sendiri, supaya kalian tidak ada yang terluka.

Aku trauma, dan aku butuh waktu lama untuk sembuh. Bahkan sekarang pun aku masih belum sembuh, SEDIKITPUN.



27 September 2011

Jumat, 02 Maret 2012

"Colours"

This is a little explanation about meaning of some colours in a relationship

BLACK - I want a relationship

GREEN - I'm falling for you

PURPLE - I miss you

ORANGE - I really like you

PINK - I love you

BROWN - Good Mates

RED - I miss how we were

YELLOW - You're Amazing

BLUE - Your Cute

GREY - We need to talk more

RAINBOW - I always liked you but I never knew how to tell you

WHITE - I have something I need to tell



©Burogu, 08/02/2012

Sebuah lagu kenangan dari Ciwidey (?)

Beberapa pekan yang lalu, saya, atau lebih tepatnya kami yaitu anggota dari kelas akselerasi angkatan ke-2 di SMAN 1 Cikarang Utara telah mengadakan sebuah perjalanan wisata ke Bandung yang dilakukan setelah kami menghadapi UAS. Sungguh menyenangkan. Sangat berkesan dan sangat-sangat berkesan sebetulnya. Bukan hanya karena ini adalah perjalanan pertama yang dilakukan kelas CI 1 dan CI 2 secara bersama-sama, tapi juga karena perjalanan ini di adakan berdasarkan usaha kami yang sangat gigih.
Sebenarnya, acara disana tidak terlalu berjalan dengan lancar. Tapi jujur, saya tidak akan pernah menyesal telah ikut dalam perjalanan ini. Banyak kesan-kesan yang belum saya lupakan sampai sekarang, salah satunya adalah sebuah lagu berjudul “Kulakukan Semua Untukmu” yang dinyanyikan oleh RAN. Sebenarnya, lagu itu sudah saya dengar sebelumnya, tapi saya hanya menganggap lagu ini ya hanya sekedar sebuah lagu saja. Tidak lebih. Tapi sekarang sudah beda lagi ceritanya. Semua itu berawal dari teman saya yang bernama Steve. Kebetulan, dia menyanyikan lagu ini sambil bermain gitar saat perjalanan kami menuju villa. Pertama mendengar sih awalnya hanya sayup-sayup saja, tapi setelah saya telaah lagi, ternyata ada suara lain diantara suara steve dan permainan gitarnya itu. Ya, suara seseorang yang saya kenal tentunya dan entah saya bisa dikatakan akrab atau tidak dengan orang itu. Yang jelas, itu adalah saat pertama kali saya mendengar langsung orang itu bernyanyi. Ya... Walaupun tetap perlu di tekankan, bahwa suaranya hanya terdengar sayup-sayup di telinga saya. Tapi ya ampun... Entah sepertinya saya sedang kenapa, yang jelas ada guratan-guratan aneh yang muncul di pipi saya. Terlalu aneh, dan mulai membuat saya terus ingin tersanyum. Sampai-sampai rasanya otot pipi saya terasa pegal. Hahahaha, mungkin saya sedang blushing saat itu. Hmm... Padahal itu hanya suara ya? Tapi, ya biarlah. Toh, tidak ada yang melarang saya juga kan? Hehe

 
Jadi... Ya, mungkin semua itu adalah alasan yang membuat saya jadi sangat suka dengan lagu ini. Agak konyol memang. Dan benar-benar konyol sebetulnya. Tapi apa saya salah? Toh lagu ini aslinya juga memang bagus, dan makna liriknya cukup mengena buat saya.

Oke lah oke, sudah cukup cincong sana-sini nya ya... Saya mau berbagi aja deh lirik lagunya... 





RAN - Kulakukan Semuanya Untukmu


hanya denganmu aku berbagi
hanya dirimu paling mengerti
kegelisahan dalam hatiku
yang selama ini tak menentu

tak ada ragu dalam hatiku
pastikan aku jadi cintamu
seiring waktu yang tlah berlalu
mungkin kau yang terakhir untukku

reff:
akan kulakukan semua untukmu
akan kuberikan seluruh cintaku
janganlah engkau berubah
dalam menyayangi dan memahamiku

pegang tanganku, genggam jariku
rasakan semua hangat diriku
mengalir tulus untuk cintamu
tak ada yang lain di hatiku

repeat reff [2x]

oh oh inilah cintaku
oh oh kuberikan untukmu
oh oh setulus hatiku kuberikan untukmu

(akan kulakukan semua untukmu
akan kuberikan seluruh cintaku)

repeat reff [2x]

dalam menyayangi dan memahami
dalam menyayangi dan memahamiku
dan memahamiku



Buat yang mau download lagu ini, klik aja disini



©Burogu,02/03/2012